Sumber |
Terutama untuk kalangan dari Tapanuli Utara pelosok, yang kini sudah mekar menjadi Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir dan lain sebagainya. (lihat misalnya)
Sebuah tulisan dari 'nBasis (Pengembangan Basis Sosial, Inisiatif dan Swadaya) (lihat di sini) menggambarkan sekilas kejayaan PGA Peanornor yang dinaungi YAPIPJU dalam mendidikan kader-kader ulama dan tokoh Islam Batak.
Dari tulisan tersebut, terdapat juga beberapa saran bagi praktisi pendidikan mengenai naik turuannya sebuah kelembagaan.
Berikut sekilas:
Mungkin tidakpernah dibayangkan secara serius bahwa perubahan politik dan pemerintahan juga begitu besar dampaknya. Otonomi dan pemekaran wilayah telah mewajibkan daerah-daerah otonomi baru untuk memenuhi sendiri kebutuhannya termasuk dalam halpendidikan. Jika dulu di Tapanuli Utara hanya ada satu PGA yang akhirnya dilikwidasi menjadi Madrasyah ALiyah Negeri (MAN), maka kini sekolah sejenis sudah ada di hampir setiap daerah pemekarabn yang kini sudah menjadi empat. Masih ada lagi sekolah swasta. Di Aek Botik sudah ada Tsanawiyah Negeri, Di Tarutung sudah ada ALiyah Swasta, di Bulu Payung sudah ada Pesanteren. Daerah Eks Tapanuli Selatan pun masing-masing sudah memiliki lembaga pendidikan agama tingkat dasar, menengah pertama dan menengah atas. Alasan apa pula seorang tua menyekolahkan anaknya jauh-jauh (misalnya dari Aek Botik) jika di depan rumahnya sudah ada sekolah sejenis? Hal serupa akan menjadi alasan bagi orang yang bermukim di Porsea, Humbahas, Samosir dan daerah-daerah lain yang tadinya menjadi pemasok siswa untuk Peanornor.
Baca selengkapnya di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar